Al Markaz Al Islami terletak di atas tanah bekas Kampus Universitas Hasanuddin, dengan luas lahan 10 hektar, berada di jalan Masjid Raya, Makassar, merupakan masjid termegah di Sulawesi Selatan, yang pembangunannya berdasarkan ide dari mantan Menhankam/Pangab jenderal (Purn) TNI M. Jusuf, pada awal tahun 1989 sewaktu menjalankan Ibadah Haji, tercetuslah gagasan untuk membuat masjid monumental di Ujung Pandang (Makassar) ke berbagai tokoh yang turut melakukan Haji, termasuk Munawir Sjadzali, MA (ketika itu Menteri Agama RI), Prof. Dr. Sujudi (saat itu masih menjabat Rektor UI), dan pengusaha Drs. M. Jusuf Kalla.
Masjid al-Nabawi yang indah di Madinah memiliki daya tarik luar biasa bagi M. Jusuf, sampai pada 3 Maret 1994, saat bulan Ramadhan 1414 H, dana terkumpul bukan hanya dari pengusaha Muslim, tapi juga pengusaha non-Muslim seperti Prayogo Pangestu, dan Harry Darmawan.
Al Markaz Al Islami diarsiteki oleh Ir. Achmad Noe'man, seorang arsitek dari ITB Bandung yang mengkhususkan diri di bidang rancangan masjid, pembangunan masjid itupun memiliki perpaduan keindahan Masjid al-Nabawi dan ciri khas Masjid Katangka di Kabupaten Gowa, yang merupakan masjid tertua yang dibangun pada tahun 1687 oleh Sultan Hasnuddin, Raja Gowa pertama yang menyebarkan Islam di tanah Sulawesi.
Al Markaz Al Islami kini menjadi pusat pengembangan Agama Islam terbesar di Asia Tenggara, di mana lantai dasarnya digunakan untuk perkantoran dan ruang diskusi, lantai dua untuk ruang shalat dengan kapasitas 10.000 jamaah, sedangkan lantai tinggi dibuat dengan bentuk huruf U digunakan untuk ruang shalat wanita.
Al Markaz Al Islami mempunyai lima menara yang salah satunya paling tinggi tinggi mencapai 87 meter, seluruh dinding masjid dhiasi dengan ornamen dan seni ukir kaligrafi yang indah. (sakti, dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar